LAKUKAN INTINYA
5/9/2008
Agak sulit mengartikan makna yang terkandung dalam kalimat ini "Mengalah Untuk Menang", apalagi masuk dalam konteks kehidupan yang penuh kompetisi ini. Lama juga saya mencoba memahami dengan terus menerus mencari tahu apa sebenarnya maksud dari kalimat ini.
Mudah memang mengucapkan, tapi bagaimana jika kita dihadapkan pada persoalan yang menyangkut prinsip pribadi ? tidak usah sampai situ, jika terjebak dengan masalah yang berbenturan dengan harkat dan kepentingan kita hari ini saja, sepertinya sulit berjabat dengan kata "mengalah". Tapi apakah harus selalu mengalah ? ternyata jawabanya adalah "YA, HARUS BEGITU !"
Saya belajar dari memenangkan hati anak-anak, apa yang tidak kita kalahkan demi mereka. Karena rasa sayang kita, kita matikan segala prinsip, aturan, kemauan, egoisme, bahkan emosi. Kita rela kepala kita dipukul-pukul, wajah kita diinjak-injak, bahkan badan kita dikotori oleh kotoran tubuhnya pun tidak masalah. Kenapa bisa begitu ? ya karena rasa sayang kita pada mereka. Bahkan percaya atau tidak, apapun yang mereka lakukan pada kita justru membuat kita selalu bahagia...... tidak bisa dihitung dengan angka apapun pengorbanan kita untuk mereka..... luar Biasa !
Intisari Islam adalah IKHLAS, intisari Kristen adalah KASIH, intisari Budha adalah DHARMA...... apalah itu, faktanya adalah menyuruh kita untuk melepas segala kepentingan pribadi kita untuk meraih kebahagiaan sejati. Memang bisa ? apa buktinya ? ya contoh diatas tadi, bisa dan terbukti bukan ? Hanya persoalanya, apakah pada setiap orang kita harus begitu, kan mereka bukan bayi lagi ? tentu saja secara teknis tidak, tetapi secara prinsip YA, HARUS BEGITU !
Coba kita renungkan kembali, apakah ajaran agama kita hanya menjadi jargon yang kita kagumi dan takuti saja ? karena saking benar nya ajaran itu kita yakini, maka kita menjadi sangat hormat dan takut, tetapi sering gagal dalam implementasi, sebenarnya hal ini sama saja tidak menjalankan ajaran itu. Kita mungkin menjalankan sebagian perintahnya, tapi jika inti sari ajaranya tidak kita jalankan, sebenarnya sama saja TIDAK MENJALANKAN SAMA SEKALI. Kondisi ini sering ditambah dengan sulitnya mengakui kegagalan kita, alias tidak mau bertobat, berarti tidak ada ruang untuk perubahan. Kristen mengajarkan untuk bertobat setiap hari, akui kesalahan, minta ampun untuk memperbaiki esok hari. Islam mewajibkan umatnya puasa untuk tujuan yang sama, bahkan sebulan penuh ! bersyukur kita diberi kesempatan untuk mengakui kemunafikan kita .........
Ibarat Gula, dicampur apa saja akan tetap manis, misalnya dicampur teh, jika dilihat sekilas tidak bisa dibedakan antara teh manis dan teh pahit. Hanya teh yang dicampur gula yang manis, karena inti dari rasa teh itu adalah gula, jika tidak ada gula, ya bukan lagi teh manis, tapi teh pahit. Mau seperti apakah hidup kita ? hanya mau terlihat seperti manis tetapi pahit (tidak ada gula), atau memang benar-benar manis ? Pastikan ada "gula" yang banyak dalam hidup kita, pasti segalanya menjadi manis. Lakukan inti dari ajaran agama kita, rahasia kebahagiaan sejati pasti bisa diraih...
Secangkir kopi belum dibuat, warung tutup karena bulan puasa............. mengalah tidak minum kopi, untuk menang bikin tulisan........ I Love You......
Agak sulit mengartikan makna yang terkandung dalam kalimat ini "Mengalah Untuk Menang", apalagi masuk dalam konteks kehidupan yang penuh kompetisi ini. Lama juga saya mencoba memahami dengan terus menerus mencari tahu apa sebenarnya maksud dari kalimat ini.
Mudah memang mengucapkan, tapi bagaimana jika kita dihadapkan pada persoalan yang menyangkut prinsip pribadi ? tidak usah sampai situ, jika terjebak dengan masalah yang berbenturan dengan harkat dan kepentingan kita hari ini saja, sepertinya sulit berjabat dengan kata "mengalah". Tapi apakah harus selalu mengalah ? ternyata jawabanya adalah "YA, HARUS BEGITU !"
Saya belajar dari memenangkan hati anak-anak, apa yang tidak kita kalahkan demi mereka. Karena rasa sayang kita, kita matikan segala prinsip, aturan, kemauan, egoisme, bahkan emosi. Kita rela kepala kita dipukul-pukul, wajah kita diinjak-injak, bahkan badan kita dikotori oleh kotoran tubuhnya pun tidak masalah. Kenapa bisa begitu ? ya karena rasa sayang kita pada mereka. Bahkan percaya atau tidak, apapun yang mereka lakukan pada kita justru membuat kita selalu bahagia...... tidak bisa dihitung dengan angka apapun pengorbanan kita untuk mereka..... luar Biasa !
Intisari Islam adalah IKHLAS, intisari Kristen adalah KASIH, intisari Budha adalah DHARMA...... apalah itu, faktanya adalah menyuruh kita untuk melepas segala kepentingan pribadi kita untuk meraih kebahagiaan sejati. Memang bisa ? apa buktinya ? ya contoh diatas tadi, bisa dan terbukti bukan ? Hanya persoalanya, apakah pada setiap orang kita harus begitu, kan mereka bukan bayi lagi ? tentu saja secara teknis tidak, tetapi secara prinsip YA, HARUS BEGITU !
Coba kita renungkan kembali, apakah ajaran agama kita hanya menjadi jargon yang kita kagumi dan takuti saja ? karena saking benar nya ajaran itu kita yakini, maka kita menjadi sangat hormat dan takut, tetapi sering gagal dalam implementasi, sebenarnya hal ini sama saja tidak menjalankan ajaran itu. Kita mungkin menjalankan sebagian perintahnya, tapi jika inti sari ajaranya tidak kita jalankan, sebenarnya sama saja TIDAK MENJALANKAN SAMA SEKALI. Kondisi ini sering ditambah dengan sulitnya mengakui kegagalan kita, alias tidak mau bertobat, berarti tidak ada ruang untuk perubahan. Kristen mengajarkan untuk bertobat setiap hari, akui kesalahan, minta ampun untuk memperbaiki esok hari. Islam mewajibkan umatnya puasa untuk tujuan yang sama, bahkan sebulan penuh ! bersyukur kita diberi kesempatan untuk mengakui kemunafikan kita .........
Ibarat Gula, dicampur apa saja akan tetap manis, misalnya dicampur teh, jika dilihat sekilas tidak bisa dibedakan antara teh manis dan teh pahit. Hanya teh yang dicampur gula yang manis, karena inti dari rasa teh itu adalah gula, jika tidak ada gula, ya bukan lagi teh manis, tapi teh pahit. Mau seperti apakah hidup kita ? hanya mau terlihat seperti manis tetapi pahit (tidak ada gula), atau memang benar-benar manis ? Pastikan ada "gula" yang banyak dalam hidup kita, pasti segalanya menjadi manis. Lakukan inti dari ajaran agama kita, rahasia kebahagiaan sejati pasti bisa diraih...
Secangkir kopi belum dibuat, warung tutup karena bulan puasa............. mengalah tidak minum kopi, untuk menang bikin tulisan........ I Love You......
Comments