LATAH

4/5/09

Hari minggu saya coba untuk mampir ke Hypermart untuk melihat seberapa HEBOH
acara discount 15% khusus pengguna MCC. Ternyata memang HEBOH, customer
belanja seperti kesetanan, gondola sampai berantakan, SPG lalu lalang untuk
mengisi stock, dan antrian kasir cukup panjang. Customer yang belaja di area
benar-benar berjubel, sampai berjalan di antara lorong gondola saja jadi
tidak nyaman, troli saling bertabarakan dan keranjang belanja kadang harus
dipanggul karena jika dijinjing mempersempit jalan.

Diantara ketidak nyamanan ini, dalam hati saya berujar "sebentar lagi pasti
ada masalah". Tidak sampai 5 menit saya perfikir, terjadilah masalah itu.
Seorang SPG terlibat adu mulut dengan customer karena salah faham. Seorang
ibu (sudah agak tua dan sepertinya kurang gaul), tidak sengaja menabrakan
trolinya ke SPG yang sedang mengisi stock di gondola. Karena kaget, si SPG
spontan berteriak " Monyet, eh, monyet, monyet ......". Si ibu yang
mendengar ucapan itu kaget dan melotot ke arah SPG itu dan menghardik, "Apa
kamu bilang ? Monyet ? kamu yang Monyet !". Mendengar kata monyet yang
diucapkan dengan nada keras, si SPG kembali berkata spontan, "Monyet iya,
eh, monyet ...." sambil berusaha menutup mulutnya dengan tangan. Si ibu
bertambah berang "Eh kamu pelayan.... saya laporkan kamu nanti ya ....".

Customer lain nampaknya tidak begitu perduli dengan kejadian itu, mereka
memilih sibuk belanja. Saya dan istri tahu, ini pasti salah faham, si SPG
ini latah, entah karena apa, memang latah sepertinya sedang trend saat ini.
Si ibu langsung di gandeng sama istri dan dibisikin "sudah bu, anak ini
latah, itu lho bu kayak di tv, yang penyiarnya suka ngomong diulang -
ulang.....". Si ibu belum reda kesalnya, lalu berkata "Lho itu kan di tv,
tapi dia tadi ngatain saya monyet, cuman kesenggol ga sengaja aja kok sudah
begitu, saya kan pembeli mbak". Istri saya melanjutkan, "Iya, iya.... saya
juga ga belain dia, tapi mending ibu lupain aja, dia ga bermaksud begitu
kok, dia pasti nanti menyesal...". Bersamaan dengan itu saya mendekati si
SPG, "Kamu minta maaf saja, daripada masalah nya jadi panjang, ayo cepat".
Akhiirnya si SPG meminta maaf, dan si ibu meski masih kesal akhirnya
melanjutkan belanja. Saya dan istri hanya cengengesan memperhatikan kejadian
itu.

Latah, pengucapan kata yang spontan dan tidak difikirkan itu menurut para
psikolog adalah "penyakit" menular, entah bagaimana caranya, jika kita
sering bergaul dengan orang latah, kita bisa tertular latah. Yang paling
mudah dihinggapi penyakit ini biasanya adalah tipe orang yang "sanguin
populer" yang minder atau rendah diri. Tidak perlu latah, seorang sanguin
yang rendah diri saja sudah problema psikologis, dia menjadi pemurung,
padahal hatinya selalu bergolak untuk menghibur orang. Sanguin popoler
seharusnya sangat percaya diri, pengin disanjung, dan selalu ingin menjadi
pusat perhatian. Jika orang lain bisa tersenyum atau tertawa karena ulah si
sanguin populer, maka orang sanguin populer akan merasa senang. Sanguin
popoler yang rendah diri tentu saja kontradiktif, entah karena pribadinya
yang aneh, dikucilkan, dipinggirkan secara ekonomi, atau kurang perhatian
dari orang tua, bisa menjadi penyebab awal orang tertular penyakit Latah.
Kenapa bisa demikian ? karena orang latah biasanya menjadi lucu dan bisa
membuat orang lain senang, maka dengan demikian dia jadi pusat perhatian,
tidak dikucilkan lagi, dan diterima oleh orang lain. Orang yang tertular
latah menyimpulkan bahwa "virus" latah ini adalah obat untuk "sakit"
pribadinya yang selama ini tidak ter obati.

Tentu saja ini salah kaprah, penyakit ini mestinya bisa disembuhkan, tapi
saya tidak tahu caranya. Sangat ironis, ada orang sakit kok ditertawakan,
ini jelas pengingkaran dan pelecehan terhadap harkat kemanusiaan. Tapi
inilah dunia abu-abu, apa yang benar tidak nampak, apa yang salah tdak
terlihat.

Secangkir kopi kusruput sendiri..... sruputzzzzz......... sial ada SEMUT nya
!, eh, semut semut semut ..................


Lakone