SAMBEL PEDES (2)
12/01/09
Awal tahun ini, saya tiba-tiba pengin main ke Pasar Baru. Saat menginjakan kaki pertama kali ke Pasar Baru adalah tahun 1994. Saya dan seorang teman mencari lensa kamera bekas, kata orang, di Pasar Baru Jakarta murah. Saya inget pernah kepedesan makan tahu gejrot di depan toko sepatu Bata. Nah, sudah saatnya mengenang kembali pedesnya sambel tahu gejrot itu.
Meskipun beberapa kali ke Pasar Baru, tapi sekedar menikmati tahu gejrot saja tidak sempat, karena seringkali ke Pasar Baru hanya urusan pekerjaan. Ibu penjual tahu gejrot itu memang masih disitu, terlihat dari jauh. Tapi setelah saya dekati, penjualnya sudah ganti, memang sama gemuknya tapi beda. Tanpa banyak tanya, saya langsung order saja, minta yang pedes. Ternyata benar, bumbu tahu gejrot ini memang bukan Basa Basi pedesnya, dalam hati saya berujar "kalau perut sampai ga beres, gawat nih....". Berhubung enak, maka tetap saya habiskan. Keringat berkucuran, mata berair, dan bibir memerah menahan pedas, ini baru namanya pedassss.....
Pedas, meskipun menyebalkan, tapi tetap dicari, kenapa demikian ? karena pedas sebenarnya adalah simbol kejujuran, tidak basa basi, apa adanya, dan memang demikian. Jika ini adalah karakter seseorang, maka sambel pedes adalah sesuatu yang berhubungan dengan sifat jujurnya yang tanpa "tedeng aling-aling", benar-benar apa adanya, meskipun itu menyakitkan.
Dalam suatu komunitas, setuju tidak setuju, nyaman tidak nyaman, sebenarnya kita selalu menghendaki adanya mahkluk super jujur seperti sambel ini. Sambel pedes menjadi penyeimbang komunitas yang terjebak dalam basa basi. Sambel pedes bisa menjadi alat kontrol supaya komunitas tidak hanya sekedar ngomong, tapi juga action. Sambel pedes menjadi alat kontrol untuk mengevaluasi bahwa sebuah komunitas sudah mulai membosankan dengan pelaksanaan action yang asal-asalan, sekedar formalitas, atau ya itu tadi.... BASA BASI !!
Begitulah sambel pedes, tidak perlu terlalu banyak, karena bisa jadi penyakit, sedikit saja, tapi benar-benar pedes.......
Secangkir kopi kusruput sendiri.......... sruputttzzzzz..... kok pedes ???? wah !
LAKONE
Awal tahun ini, saya tiba-tiba pengin main ke Pasar Baru. Saat menginjakan kaki pertama kali ke Pasar Baru adalah tahun 1994. Saya dan seorang teman mencari lensa kamera bekas, kata orang, di Pasar Baru Jakarta murah. Saya inget pernah kepedesan makan tahu gejrot di depan toko sepatu Bata. Nah, sudah saatnya mengenang kembali pedesnya sambel tahu gejrot itu.
Meskipun beberapa kali ke Pasar Baru, tapi sekedar menikmati tahu gejrot saja tidak sempat, karena seringkali ke Pasar Baru hanya urusan pekerjaan. Ibu penjual tahu gejrot itu memang masih disitu, terlihat dari jauh. Tapi setelah saya dekati, penjualnya sudah ganti, memang sama gemuknya tapi beda. Tanpa banyak tanya, saya langsung order saja, minta yang pedes. Ternyata benar, bumbu tahu gejrot ini memang bukan Basa Basi pedesnya, dalam hati saya berujar "kalau perut sampai ga beres, gawat nih....". Berhubung enak, maka tetap saya habiskan. Keringat berkucuran, mata berair, dan bibir memerah menahan pedas, ini baru namanya pedassss.....
Pedas, meskipun menyebalkan, tapi tetap dicari, kenapa demikian ? karena pedas sebenarnya adalah simbol kejujuran, tidak basa basi, apa adanya, dan memang demikian. Jika ini adalah karakter seseorang, maka sambel pedes adalah sesuatu yang berhubungan dengan sifat jujurnya yang tanpa "tedeng aling-aling", benar-benar apa adanya, meskipun itu menyakitkan.
Dalam suatu komunitas, setuju tidak setuju, nyaman tidak nyaman, sebenarnya kita selalu menghendaki adanya mahkluk super jujur seperti sambel ini. Sambel pedes menjadi penyeimbang komunitas yang terjebak dalam basa basi. Sambel pedes bisa menjadi alat kontrol supaya komunitas tidak hanya sekedar ngomong, tapi juga action. Sambel pedes menjadi alat kontrol untuk mengevaluasi bahwa sebuah komunitas sudah mulai membosankan dengan pelaksanaan action yang asal-asalan, sekedar formalitas, atau ya itu tadi.... BASA BASI !!
Begitulah sambel pedes, tidak perlu terlalu banyak, karena bisa jadi penyakit, sedikit saja, tapi benar-benar pedes.......
Secangkir kopi kusruput sendiri.......... sruputttzzzzz..... kok pedes ???? wah !
LAKONE
Comments