SURGA DAN NERAKA

20/1/09

Semalam seorang teman menelfon, rupanya teman lama di perusahaan saya berkerja dahulu. Dia adalah seorang teman yang juga keranjingan dengan berbagai paradigma orang modern, apalagi kalau bukan demam menjadi ORANG SUKSES. Sebuah orientasi dan juga paradigma baru mencapai kebahagiaan ini memang sudah menggejala sejak 90 an saat buku-buku ber aliran kesuksesan ini muncul di Indonesia. Dale Carnagie di akhir 80 an adalah salah satu pelopor paradigma ini, buku pertamanya berjudul "Cara Hidup Sehat dan Bahagia" laris manis. Banyak orang Indonesia terbelalak mata menyadari bahwa rutinitas hidupnya bukanlah jawaban dari kebahagiaan. Kebahagiaan baru bisa dipenuhi jika bersatunya antara apa yang yang kita ingin dan bisa kita lakukan. Kalau hanya ingin tapi tidak bisa juga tidak bahagia, kalau bisa tapi tidak ingin juga tidak bahagia. Nah, bahagia versi Dale Carnagie ini adalah titik tolak dari pandangan KESUKSESAN di era modern ini. Dia juga menekankan, bahka jika keinginan dan kebisaaan itu sudah bertemu maka hasilnya akan MAKSIMAL. Dia mencontohkan dirinya sendiri yang pada awal karirnya adalah seorang sales di perusahaan dagang mobil bekas. Bertahun-tahun dia "menikmati" rutinitas itu, tapi hasilnya biasa saja, maka dari hasil permenungan dia menyimpulkan bahwa sebenarnya apa yang dilakukanya itu, meskipun bisa, tapi tidak pernah dia inginkan, bahkan minat untuk mengerti dunia otomotif pun tidak ada, Demikianlah Dale Carnagie tidak bahagia, karena apa yang bisa dia lakukan tidak pernah diinginkan, sehingga hasilnya pun tidak pernah maksimal. Lalu dia mulai merintis usaha dari apa yang dia inginkan dan dia yakin bisa dilakukan, hasilnya adalah buku itu, buku sukses yang laris dipasaran dan juga sekolah kepemimpinan yang juga sukses.

Setelah itu munculah banyak dan sangat banyak, bahkan sampai sekarang, tips - tips untuk menuju sukses ini.... tapi menurut saya sekarang sudah mulai kebablasan. Seperti halnya orang Indonesia pada umumnya, yang oleh para ahli Antropologi disebut sebagai manusia MODERN INSTAN, menjalani hidupnya tidak melalui proses pemikiran yang murni, tapi lebih banyak meniru saja. Banyak orang Indonesia di perkotaan yang menyimpulkan kebahagiaan hidupnya sebagai pencapaian hasil MAKSIMAL saja, bahkan sudah mulai tidak perduli apakah itu dia bisa atau dia inginkan, tidak penting, yang penting SUKSES yang penting KAYA. Pada akhirnya orang sebenarnya menjadi TIDAK BAHAGIA.

Kembali ke teman saya, dia bertanya "gimana sekarang ? sudah oke dengan kerjaan ?",
saya jawab "Dari awal juga oke"
"Ah masa ?"
"Iya...."
"Gue denger lu pusing dengan culture di situ"
"Yah.... itu kan nerakanya"
"maksud lo......"
"Komposisi surga - nerakanya masih oke kok, 70-30...."
"Hahahaha....... bisa aja lu"

Begitulah saya mengartikan kebahagiaan saat ini dalam pekerjaan, hanya masalah keseimbangan antara apa yang kita inginkan dan yang bisa kita lakukan. Jika yang saya inginkan dan yang bisa saya lakukan bertemu, maka saya sebut surga, sedangkan masalah dan hambatan saya sebut neraka. Rupanya konsep surga dan neraka itu sebenarnya tidak ditempat jauh yang entah dimana, menurut saya juga dekat, bahkan sangat dekat dengan kita. Kita bertahan karena ada komposisi yang pas dan seimbang menurut versi kita masing-masing, seberapa besar bobot surga dan neraka di tempat kerja, hanya pribadi kita yang bisa mentukan point nya. Lalu teman saya melanjutkan...

"Jadi lu pindah dulu karena dah ngerasa seperti di neraka ?"
"Belum sampai segitu"
"Maksud lo ...."
"Belum sampai di komposisi neraka yang yang banyak, baru 50-50"
"Jadi lu antisipasi ?"
"Kurang lebih begitulah ?"
"Apa emang dah direncana mau pindah ?"
"Sebagian besar nggak, cuman aku menginginkan aja"
"Kok bisa dapat solusi ?"
"Berjalan begitu aja, saat gue niatin banget, biasanya semesta mendukung"
"Ah.... Mestakung..... itu kan yang pernah lu presentasiin di depan PresDir...."
"Ya emang begitu"
"Trus sampai kapan lu kerja disitu ?"
"Sampai komposisi 50-50 lagi...."
"Rencananya gimana ?"
"Ga ada rencana, pokoknya maksimal dulu sekarang, masalah hasil bukan urusan gue"
"Urusan siapa ?"
"Ya yang ngasih solusi gue kerja disini"
"Semesta ...?"
"Lebih pas nya, TUHAN semesta alam"
"Hahahaha .....Ok deh pak pendeta, selamat berjuang ya ......"


Secangkir kopi kusruput sendiri, sruputzzzzz...............mak nyozzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.................



Lakone

Comments