"Leader dan Manager"

7/5/2008

Apa sih bedanya ? sepertinya ini adalah pengertian yang harus ditinjau oleh semua eksekutif profesional di era modern ini.
Sekilas nampak sama, namun sesungguhnya berbeda, selama ini kita beranggapan seorang manager ya seorang leader, seorang leader pastilah manager. Coba tengok arti harafiah berikut ini :

Leader : Pemimpin
Manager : Pengendali

Mestinya seorang pemimpin adalah pengendali yang baik, demikian juga seorang pengendali pastilah pemimpin yang baik. Namun di era modern nampaknya tuntutan konteks pekerjaan bisa memilahkan kedua sifat ini dengan cerdas untuk mencapai tujuan.

Seorang pemimpin memiliki ciri umum adalah seorang yang disegani anak buahnya, powerfull mengatur anak buahnya dan menjadi panutan dalam segala hal sampai ke hal-hal yang detail (misal : datang paling pagi, pulang paling malam, baju dan rambut paling klimis, bicara paling menyakinkan, penampilan paling gagah). Seorang pemimpin sangat tegas dengan keputusanya, bahkan keputusan yang salah sekalipun, seorang pemimpin jarang mau mengalah. Pemimpin biasanya pelindung yang baik bagi anak buahnya, tujuanya adalah membuat anak buah patuh dan loyal kepadanya. Pemimpin sangat menyukai contact langsung, karena khawatir instruksinya tidak dijanakan dengan baik, sehingga seringkali dibatasi ruang dan waktu. Karena sangat yakin dengan pola kerjanya sendiri, pemimpin biasanya tidak konsolidatif, cenderung otoriter dan keras kepala, sedemikian rupa sehingga kurang bisa menerima masukan dari orang lain. Pemimpin yang kolot sulit untuk menyusun perencanaan kerja jangka panjang, karena dia khawatir akan memberatkan anak buahnya dan akhirnya mengganggu kekuasaanya dimasa datang.

Seorang manager memiliki ciri umum adalah seorang yang sangat menguasai konsep kerja dan perencanaan, bahkan sebelum sebuah rencana dijalankan, seorang manager sudah tahu apakah rencananya berjalan baik atau tidak dimasa datang. Manager sangat piawai menyusun keputusan sekaligus petunjuk pelaksanaan dari keputusanya. Manager juga sanggup mengendalikan bisnis tanpa dibatasi jarak dan waktu, karena manager biasanya ahli mendelegasikan tugasnya ke orang yang tepat. Manager biasanya juga memiliki alat kontrol yang baik untuk mengendalikan bisnisnya tanpa harus bersinggungan dengan bawahanya. Pokoknya semua hal disusun dengan sistem dan konsep dan sistem. Demikianlah, seorang manager belum tentu menjadi panutan, tetapi sanggup menciptakan beberapa orang sebagai role model (panutan) untuk beberapa hal yang dia tidak bisa lakukan sendiri.

Bayangkan, jika kedua sifat ini ada dalam diri seseorang, hasilnya pasti dahyat banget. Siapa tokoh yang sangat saya kagumi untuk ini ? tidak jauh jauh, adalah Soekarno dan Soeharto, keduanya terbukti bisa menjadi penguasa negeri ini. Apakah kita seperti kedua tokoh ini ? belum tentu, karena jika jumlah orang seperti ini banyak pun akan merepotkan. Maka akan lebih bijaksana jika kita menyadari, kita ada dalam posisi yang mana ? berapa persen sifat kita sebagai seorang pemimpin dan berapa persen sifat kita seperti seorang manager. Setelah itu, pandai-pandailah kita menempatkan porsi ini sesuai kebutuhan. Misalnya jika di rumah, komposisi kita sebagai pemimpin harus 70% karena kita panutan anak-anak dan 30% seorang manager pada saat kita berembuk membuat keputusan dengan istri. Kalau di kantor berapa % komposisinya ? menurut saya tergantung konteksnya.

Di dunia retail biasanya dibagi menjadi divisi store operation, merchandising, dan supporting unit. Di store operation idealnya 60% - 80% adalah kepemimpinan, sangat tidak pas jika seorang pemimpin toko tidak memiliki sifat dominan seorang pemimpin. Namun di divisi seperti merchandising dan supporting unit justru sebaliknya, 60%-80% adalah mental manager yang dibutuhkan, karena di merchandising (misalnya) tidak mengatur orang tetapi mengatur uang dan barang......

Nah, apakah perusahaan ini telah menyadari hal ini ? whalahualam..... menurut saya masih disamaratakan, porsi 60%-80% kepemimpinan digunakan disemua lokasi, yang akhirnya menciptakan sistem dengan banyak aturan yang berujung pada punishment jika tidak dipatuhi tanpa pandang konteks dan tanggungjawab jabatan yang diemban karyawan. Apa akibatnya dimasa depan ? seperti saya ulas diatas, seorang pemimpin biasanya keras kepala dan tidak mau kalah, porsi yang disamaratakan ini akan menciptakan pejabat yang keras kepala dan tidak mau disalahkan atau meninjau kembali apa rencana dan strategi yang dibuatnya. Tapi ini adalah pilihan, sebagian pengusaha memang baru bisa tertidur lelap jika memiliki karyawan yang mampu memimpin, sementara pengedalinya adalah dirinya sendiri, namun sebenarnya dimasa datang akan membuat dia kelelahan dalam mimpi sekalipun .........
Secangkir kopi kusruput sendiri.... mak nyoszzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz...........................

Comments