"REVOLUSI"

9 / 7 /2008

"Partai Baru Stok Lama Regenerasi Macet", demikian headline koran Media Idonesia hari ini.
Jelas tertera dan mencolok mata, bahwa Indonesia (Baca : Rakyat Indonesia) tidak memiliki figur yang bisa menyuarakan perubahan dengan tegas. Para pemimpin lama ini jelas sama saja, pemilu sebelumnya juga bla bla bla bla ...... ngomong kesejahteraan dan reformasi di segala bidang, tapi faktanya bagaimana ? rakyat tidak tambah sejahtera, sengsara iya. Terus Pemilu tahun ini pasti juga bla bla bla bla .... ngomong lagi hal yang sama, hasilnya ?? mau sampai kapan negri ini beres ???

"Revolusi, revolusi, revolusi .... !!!" demikian teriakan kami sepanjang tahun 95 - 98 dijalanan....hasilnya bisa menggempur bendeng orde baru yang mustahil di gedor itu.... tapi penerus perjuangan kami benar-benar loyo, atau memang belum siap ?

Ini dia nasib generasi 98, generasi bentukan orde baru, berani berteriak, tetapi takut untuk bertindak. Harus diakui, angkatan 98 yang berhasil menumbangkan rezim Soeharto, juga tidak berbeda jauh dengan politikus yang bercokol untuk muncul di Pemilu tahun ini, beraninya cuman bla bla bla bla ........ selanjutnya ? kembali lagi ke sejengkal perut, pusing mikirin diri sendiri.

Kenapa ini bisa terjadi ? ya karena orde baru memang mengkondisikan itu :
1. Membentuk masyarakat yang "floating mass", atau membiarkan rakyat tidak tahu politik
2. Mengedepankan kesejahteraan ekonomi, yang ujungnya membentuk masyarakat yang sangat konsumeris
3. Tidak ada toleransi untuk perubahan, yang ada adalah pendekatan stabilitas atau kemapanan.

Jelas, sadar atau tidak, generasi 98 adalah generasi yang spontanitas persatuan karena adanya tekanan, bukan generasi yang punya konsep kebangsaaan. Yang bisa dilakukan adalah menggenjot sekali, selanjutnya langsung mlempem. Generasi kami ini nampaknya generasi yang juga takut dengan perubahan atau lebih keren ya disebut REVOLUSI (perubahan mendadak, cepat, dan ber efek luas). Betapa tidak, hampir 30 tahun dikondisikan untuk 3 hal diatas itu, tentu saja orientasi untuk melakukan perubahan bangsa menjadi tidak maksimal, yang bisa dilakukan hanya mencari musuh bersama, menyerang bersama, musuh roboh, sudah ..... selanjutnya..... kembali ke perut lagi.

Secara pribadi, saya memang tidak suka kemapanan, bukan karena ikut-ikutan, tapi memang pada dasarnya saya orang yang cepat bosan dengan hal yang diulang ulang, diulang ulang, diulang ulang ........ tentu saja ritme ini menjadikan diri saya tidak stabil di satu sisi, tapi "progresif revolusionis" di sisi lain. Perubahan yang terjadi dalam hidup saya bisa 360 derajat, hanya perubahan nasib miskin menjadi kaya saja yang belum, hahahaha....................

Perubahan pertama yang pernah saya alami adalah, dari seorang anak SD yang minder, tidak punya teman, dan rendah diri menjadi orang yang sangat percaya diri, bahkan saking percaya diri, kata istri saya, kadang saya malu-malu in. Perubahan kedua adalah berubah dari penganut ilmu pasti menjadi penganut ilmu sosial, ini tidak mudah, bahkan saya dicibir habis-habisan dengan kelompok pencinta Biologi SMA saat saya mengambil jurusan sosial di perguruan tinggi. Perubahan ketiga, adalah dari seorang reformis sosial sejati menjadi seorang kapitalis sejati berjuluk Riteler. Wah, teman-teman kuliah tiba-tiba menjauh...... bahkan di komunitas milist internet saya pernah dicaci maki, "kamu penghianat" katanya.

Tanpa disadari, ini adalah siklus, atau lifecycle, yang berulang 8 tahunan, dan saya sudah menjadi Riteler selama 8 tahun, artinya ??? apakah saya akan menyudahi karir Riteler ini dan ber Revolusi kembali menjadi makhluk yang berbeda ? atau siklus ini akan berakhr ? entahlah, saya hanya berpasrah pada Yang Kuasa dalam hidup. Yang jelas, setiap revolusi terjadi, selalu saja saya merasa naik kelas, berubah menjadi lebih baik. Saya sangat berharap, jika siklus ini masih berjalan, akan terjadi hal yang sama, menjadi lebih baik dari kemarin.

Demikianlah, generasi 98, tidak semua individu sama, tetapi tidak banyak juga yang seperti saya, suka dengan perubahan.... yang positif tentu saja. Dan semakin banyak generasi yang yang takut perubahan, semakin larutlah negri ini dengan bla bla bla bla ...... ngomong doang, tapi tidak terjadi REVOLUSI !!
Secangkir kopi kusruput sendiri, mak nyozzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz........................

Comments