"ORANG GILA"
9/01/08
Pagi sekali, dengan tergopoh lelaki tak berbusana berlari menyusuri pinggiran jalan, sebentar-bentar berhenti, seperti mengambil sesuatu ditanah lalu menyiramkan ke atas kepalanya, lalu berlari lagi, lalu berhenti lagi. Kumal, bau, tak terurus...... demikianlah kita biasa menyebut mahkluk ini "orang gila". Kita pun cuek melaluinya, tak acuh, tak peduli, dan seringkali kita memandangnya tak ubah seonggok sampah.... tragis !
Pernahkah kita menyadari keberadaanya dibumi ini ? Orang sakit jiwa samakah dengan dengan orang gila ?
Jawaban umum : Kita lupa mereka manusia, Sakit jiwa belum tentu gila, tapi gila pasti sakit jiwa.
Jika membaca data statistik kependudukan, sangat sulit menemukan data jumlah orang gila, apa mereka dianggap tidak ada ?
Sang pencipta pastilah tidak pernah bermaksud melahirkan manusia gila, bagaimana ini bisa terjadi ?
Kebetulan dimasa lalu, aku pernah belajar "Okultisme", faham mengenai dunia maya, ada penelaahan mengenai unsur pembentuk manusia, selain tubuh juga ada jiwa dan roh. Roh tidak pernah sakit, roh hanya tahu dua hal : Baik dan Jahat, maka diyakini roh yang baik akan ada di surga, dan roh yang jahat ada di neraka. Roh baik tidak penah membiarkan jiwa dan tubuh menjadi sakit, dia akan mendorong jiwa dan tubuh untuk mengarah ke hal positif dan kebaikan. Roh yang jahat, sangat mudah mengarah kan jiwa dan tubuh menjadi sakit. Roh adalah karunia tertinggi manusia, karena roh ini yang menguasai seluruh unsur yang lain, selain bisa membedakan baik dan jahat, roh adalah energi tanpa batas yang membuat jiwa dan tubuh bisa melakukan apapun yang diinginkanya. Roh kekal adanya, jika manusia mati maka roh lah yang menghadap sang kuasa.Keberadaan roh yang membedakan manusia dan mahkluk lain di bumi ini, semua mahkluk hidup ber jiwa, tapi belum tentu ber roh. Binatang dan tumbuhan, mereka ber jiwa, tapi tidak ber roh. Jiwa mendukung akal budi, jiwa adalah sosok pembelajar, bisa bertumbuh dan belajar tapi tidak terlihat, dan energinya sangat bergantung dengan keberadaan roh, maka mahkuk tanpa roh akan sangat terbatas energi pertumbuhanya. Tubuh sebagai unsur terakhir adalah representasi dari Roh dan Jiwa, jika Roh nya baik, jiwa nya sehat, makan tubuh pun baik, terawat, sehat (jadi bukan dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang sehat, yang benar adalah dalam jiwa yang sehat ada tubuh yang sehat). Jiwa dan tubuh bisa lenyap ditelan bumi, demikian pula dengan mahkluk hidup lain. Nah, yang bisa sakit adalah jiwa dan tubuh, jika jiwa sakit, sama halnya dengan tubuh, bisa juga diobati. tapi bagaimana jika manusia hidup tanpa roh ?
Pernah suatu kali aku mengunjungi rumah sakit jiwa, orang sakit ini dikategorikan dalam beberapa fase ... ada yang ringan dan yang berat, dan ada yang sangat berat. Saya bertanya pada petugas, sampai di titik menakah orang yang dalam kategori sangat berat ini bisa disembuhkan ?, mereka menjawab, hanya sampai bisa melakukan urusan pribadinya sendiri, makan, mandi, berpakaian, dan semuanya itu harus diperintah.... persis seperti (maaf) binatang. Dengan penelaahan ilmu okultisme, aku meyakini manusia yang SAKIT JIWA SANGAT BERAT adalah manusia yang telah kehilangan ROH nya, tapi masih punya jiwa dan tubuh..... kasihan sekali, siapa yang tega melakukan ini ? apakah karena jiwanya terlalu sakit, hingga roh sudah tak mau lagi tinggal ? atau memang ada yang sengaja mengambilnya ? mereka inilah yang biasa dikategorikan ORANG GILA, bukan lagi sakit jiwa. Aku pernah terfikir, mengapa sang kuasa tak sekalian melenyapkan jiwanya, sehingga selesailah sudah penderitaan hidupnya..... mungkin ada maksud lain, aku tak tahu.
Bersyukur, kita yang membaca e-mail ini adalah manusia utuh, bertubuh, berjiwa, dan ber roh. Kalaupun jiwa kita sakit, selama masih ada roh, masih bisa disembuhkan. Jika jiwa kita lelah, masih bisa di relaksasi dan kembali fresh. Sakit tubuh seperti apapun, jika ROH ada, jiwa sehat, niscaya kesembuhan tubuh tinggal menunggu waktu. Maka jika di urutkan, unsur pendukung keberadaan hidup kita yang utama adalah ROH, lalu JIWA, dan TUBUH. Nah, seringkali kita salah kaprah merawatnya, karena yang paling tampak adalah TUBUH, maka tubuhlah yang paling sering diperlakukan lebih dibanding yang lain, sementara jiwa dan roh sering terlupakan. Bagaimana merawat jiwa ? mudah, seperti tubuh, kasih vitamin, misalnya membaca e-mail ini .... ini adalah vitamin jiwa, supaya terus ber akal budi. Bagaiama dengan merawat roh ? kaum alim ulama adalah ahlinya, karena roh adalah energi yang hanya tahu baik dan jahat, maka dengan mendekatkan diri ke kebaikan, roh tidak lagi tertarik pada kejahatan, demikian sebaliknya.
"GILA LUH.......!!!" supir angkot berteriak persis di sebelahku, mungkin tanpa sengaja aku mengerem mendadak gara-gara melihat orang gila dipinggir jalan ...... mengerem mendadak dibilang gila ? Sepertinya dia harus baca e-mail ini.....
Sruputzzzzzzzzzzzzzz......... mak nyosssssssssssssssss..................
Pagi sekali, dengan tergopoh lelaki tak berbusana berlari menyusuri pinggiran jalan, sebentar-bentar berhenti, seperti mengambil sesuatu ditanah lalu menyiramkan ke atas kepalanya, lalu berlari lagi, lalu berhenti lagi. Kumal, bau, tak terurus...... demikianlah kita biasa menyebut mahkluk ini "orang gila". Kita pun cuek melaluinya, tak acuh, tak peduli, dan seringkali kita memandangnya tak ubah seonggok sampah.... tragis !
Pernahkah kita menyadari keberadaanya dibumi ini ? Orang sakit jiwa samakah dengan dengan orang gila ?
Jawaban umum : Kita lupa mereka manusia, Sakit jiwa belum tentu gila, tapi gila pasti sakit jiwa.
Jika membaca data statistik kependudukan, sangat sulit menemukan data jumlah orang gila, apa mereka dianggap tidak ada ?
Sang pencipta pastilah tidak pernah bermaksud melahirkan manusia gila, bagaimana ini bisa terjadi ?
Kebetulan dimasa lalu, aku pernah belajar "Okultisme", faham mengenai dunia maya, ada penelaahan mengenai unsur pembentuk manusia, selain tubuh juga ada jiwa dan roh. Roh tidak pernah sakit, roh hanya tahu dua hal : Baik dan Jahat, maka diyakini roh yang baik akan ada di surga, dan roh yang jahat ada di neraka. Roh baik tidak penah membiarkan jiwa dan tubuh menjadi sakit, dia akan mendorong jiwa dan tubuh untuk mengarah ke hal positif dan kebaikan. Roh yang jahat, sangat mudah mengarah kan jiwa dan tubuh menjadi sakit. Roh adalah karunia tertinggi manusia, karena roh ini yang menguasai seluruh unsur yang lain, selain bisa membedakan baik dan jahat, roh adalah energi tanpa batas yang membuat jiwa dan tubuh bisa melakukan apapun yang diinginkanya. Roh kekal adanya, jika manusia mati maka roh lah yang menghadap sang kuasa.Keberadaan roh yang membedakan manusia dan mahkluk lain di bumi ini, semua mahkluk hidup ber jiwa, tapi belum tentu ber roh. Binatang dan tumbuhan, mereka ber jiwa, tapi tidak ber roh. Jiwa mendukung akal budi, jiwa adalah sosok pembelajar, bisa bertumbuh dan belajar tapi tidak terlihat, dan energinya sangat bergantung dengan keberadaan roh, maka mahkuk tanpa roh akan sangat terbatas energi pertumbuhanya. Tubuh sebagai unsur terakhir adalah representasi dari Roh dan Jiwa, jika Roh nya baik, jiwa nya sehat, makan tubuh pun baik, terawat, sehat (jadi bukan dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang sehat, yang benar adalah dalam jiwa yang sehat ada tubuh yang sehat). Jiwa dan tubuh bisa lenyap ditelan bumi, demikian pula dengan mahkluk hidup lain. Nah, yang bisa sakit adalah jiwa dan tubuh, jika jiwa sakit, sama halnya dengan tubuh, bisa juga diobati. tapi bagaimana jika manusia hidup tanpa roh ?
Pernah suatu kali aku mengunjungi rumah sakit jiwa, orang sakit ini dikategorikan dalam beberapa fase ... ada yang ringan dan yang berat, dan ada yang sangat berat. Saya bertanya pada petugas, sampai di titik menakah orang yang dalam kategori sangat berat ini bisa disembuhkan ?, mereka menjawab, hanya sampai bisa melakukan urusan pribadinya sendiri, makan, mandi, berpakaian, dan semuanya itu harus diperintah.... persis seperti (maaf) binatang. Dengan penelaahan ilmu okultisme, aku meyakini manusia yang SAKIT JIWA SANGAT BERAT adalah manusia yang telah kehilangan ROH nya, tapi masih punya jiwa dan tubuh..... kasihan sekali, siapa yang tega melakukan ini ? apakah karena jiwanya terlalu sakit, hingga roh sudah tak mau lagi tinggal ? atau memang ada yang sengaja mengambilnya ? mereka inilah yang biasa dikategorikan ORANG GILA, bukan lagi sakit jiwa. Aku pernah terfikir, mengapa sang kuasa tak sekalian melenyapkan jiwanya, sehingga selesailah sudah penderitaan hidupnya..... mungkin ada maksud lain, aku tak tahu.
Bersyukur, kita yang membaca e-mail ini adalah manusia utuh, bertubuh, berjiwa, dan ber roh. Kalaupun jiwa kita sakit, selama masih ada roh, masih bisa disembuhkan. Jika jiwa kita lelah, masih bisa di relaksasi dan kembali fresh. Sakit tubuh seperti apapun, jika ROH ada, jiwa sehat, niscaya kesembuhan tubuh tinggal menunggu waktu. Maka jika di urutkan, unsur pendukung keberadaan hidup kita yang utama adalah ROH, lalu JIWA, dan TUBUH. Nah, seringkali kita salah kaprah merawatnya, karena yang paling tampak adalah TUBUH, maka tubuhlah yang paling sering diperlakukan lebih dibanding yang lain, sementara jiwa dan roh sering terlupakan. Bagaimana merawat jiwa ? mudah, seperti tubuh, kasih vitamin, misalnya membaca e-mail ini .... ini adalah vitamin jiwa, supaya terus ber akal budi. Bagaiama dengan merawat roh ? kaum alim ulama adalah ahlinya, karena roh adalah energi yang hanya tahu baik dan jahat, maka dengan mendekatkan diri ke kebaikan, roh tidak lagi tertarik pada kejahatan, demikian sebaliknya.
"GILA LUH.......!!!" supir angkot berteriak persis di sebelahku, mungkin tanpa sengaja aku mengerem mendadak gara-gara melihat orang gila dipinggir jalan ...... mengerem mendadak dibilang gila ? Sepertinya dia harus baca e-mail ini.....
Sruputzzzzzzzzzzzzzz......... mak nyosssssssssssssssss..................
Comments